Selasa, 16 Oktober 2012

Rinai Gerimis

Lelah merasuki sebuah jiwa
Rasa yang melebamkan didalam dada
Terasa menyakitkan jiwa
Terpungkiri dan membohongi sebuah rasa
Yang begitu menyakitkan
Aku telah lama memperlihatkan semua
Cinta yang terbakar dalam bara
Bara cinta
Aku milai melangkah dalam gerimis
Aku berlari seperti air yang menangis
Aku tak pernah jera
dan tak akan pernah jera
Mencintaimu..kekasihku
Tapi mengapa aku tak bisa mengartikan aku dihatimu??
Padahal kau berkata aku dihatimu
Lalu aku berjalan dalam kemarau
Mengais cinta yang tersisa dan hampir sirna
Aku menapaki kemarau
Aku sendiri dalam kemarau
Kekasihku,tidakkah kau tahu?
Sebenarnya aku seperti pengemis
Yang menangis disetiap kasih yang menepis
Setiap kali gerimis tiba
Kau tak pernah bertanya apa yang ada dalam hatiku
Kau bahkan membisu
Ketika aku terdiam karnamu
Ketika gerimis tiba
dujung tua,mata yang menyapa
Kau bagai hampa yang tak punya rasa
Kekasihku
Dalam rinai gerimis,air mata
Aku menitipkan tatapanku padamu
Hanya sehari saja aku mengartikan semua
yang ada dalam jiwa
Apa rinai itu menggiris dan menepiskan gerimis?
Takkan lagi kumenangis
Karena rinai gerimislah yang tercerminkan dalam hatiku