"BIOGRAFI ROBERT STEPENSHON SMYTH BADEN POWELL"
Nama julukan :B-P(Impressa,Kantankye)
Tanggal Lahir :22 Februari 1857
Tempat kelahiran :Paddington, London, Inggris.
Tanggal :8 Januari 1941
Tempat kematian :Nyeri, Kenya
Tempat kelahiran :Paddington, London, Inggris.
Tanggal :8 Januari 1941
Tempat kematian :Nyeri, Kenya
Dinas/cabang :Tentara Britania
Lama berdinas :1876–1910
Pangkat :Letnan Jenderal
Komando :
Lama berdinas :1876–1910
Pangkat :Letnan Jenderal
Komando :
Chief of Staff, Second Matabele War (1896–1897),ke-5 DragoonGuards in India
,Inspector General of Cavalry, England(1903).
Penghargaan :
Ashanti Star (1895),Matabele Campaign, British South Africa Company Medal (1896),Queen's South Africa Medal (1899),King's South Africa
Medal ( 1902),Boy Scouts Silver WolfBoy Scouts Silver Buffalo Award
(1926),World Scout Committee Bronze Wolf (1935),
Order of Merit (1937),Wateler Peace Prize (1937),Order of St Michael and St George,Royal Victorian Order,Order of the Bath.
Order of Merit (1937),Wateler Peace Prize (1937),Order of St Michael and St George,Royal Victorian Order,Order of the Bath.
Pekerjaan lain :
Pendiri Gerakan Kepanduan Internasional;
penulis; seniman.
Sejarah Pramuka di Indonesia
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
![]() |
Lambang Gerakan Pramuka Indonesia |
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
![]() |
Bendera Gerakan Pramuka Indonesia |
- Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
- Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
- Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
- Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
AKHIRNYA PRAMUKA PUNYA UU

Praktis rapat paripurna yang dipimpin Marzuki Alie Ketua DPR berlangsung singkat, sekitar 30 menit. Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng yang hadir dalam rapat paripurna DPR tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia tak henti-hentinya menebar senyum.
Setelah disetujui untuk disahkan, menpora langsung dipersilahkan memberi tanggapan akhir guna mewakili pemerintah. Andi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung penuh terbentuknya Undang-Undang Gerakan Pramuka. Sesaat setelah naik di podium. Andi langsung meneriakkan salam pramuka yang disambut tepuk tangan meriah dari para angota DPR.
"Setelah disahkannya UU Gerakan Pramuka ini, maka pramuka di Indonesia akan memiliki payung hukum. Saya sangat yakin para pemuda Indonesia akan lebih bergairah dalam melakukan semua kegiatan dan program yang sudah ada," jelasnya.
Dijelaskan, pramuka selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup penting dalam perjuangan bangsa. "Setelah hari ini (kemarin, Red), pramuka memiliki pijakan penting untuk melakukan gerakan revitalisasi seperti yang diinginkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pramuka Indonesia harus bisa menjadi bagian penting dari pramuka dunia," tandas Andi.
”Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras ikut dalam proses terbentuknya UU Gerakan Pramuka. Jika ada salah atau kekeliruan selama proses terbentuknya UU ini,maka kami Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga minta maaf,”kata Andi. Lebih lanjut, Andi mengatakan, dengan telah disahkannya UU Gerakan Pramuka maka Pramuka di Indonesia akan memiliki payung hukum dan lebih bergairah dalam melakukan semua kegiatannya. Pramuka Indonesia,ujarnya,harus bisa menjadi bagian penting dari pramuka dunia.
Sementara itu,Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan DPR atas disahkannya UU Gerakan Pramuka. Dengan adanya UU tersebut, Azrul meminta organisasi kepanduan seperi Hizbul Wathan dan Pandu Keadilan untuk bergabung dalam wadah Pramuka. (JPNN/Sindo ) .
SANDI
MORSE
Kode
Morse atau 'Sandi Morse' adalah
sistem representasi huruf, angka, tanda
baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan
garis yang disusun mewakili karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu
yang disepakati penggunaannya di seluruh dunia. Kode Morse diciptakan oleh Samuel
F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.
Perkembangan
Awal penggunaan

Kode morse tidak lagi dipergunakan sebagai modul komunikasi resmi Angkatan
Laut internasional pada tahun 1997 dan diganti dengan sistem GMDSS yang
menggunakan satelit bukannya gelombang radio, namun sampai saat ini kode morse
masih aktif digunakan dalam komunikasi jarak jauh antar kapal laut atau menara
darat internasional.
Penggunaan
sipil
Tombol transmisi morse tipe satu tombol.
Model ini umum digunakan sejak Perang Dunia
ke-2. Kini model varian dua tombol (masing-masing untuk titik dan
garis) lebih umum digunakan dalam pengiriman kode morse.
Pada masa awal perkembangannya hingga
pertengahan abad ke-20, kode morse yang dikirim melalui telegraf adalah media
komunikasi yang jangkauannya terluas dan tercepat, dan menjadi sarana utama
pengiriman berita di kantor-kantor pos di seluruh dunia hingga saat telepon
menjadi populer di masyarakat. Namun hingga saat ini, radio amatir (radio non
pemerintah, komersial maupun militer), termasukORARI Indonesia masih
aktif menggunakan kode morse baik untuk berkomunikasi maupun berpartisipasi
dalam kontes.
Kode morse juga masih dicantumkan dalam
pedoman radiotelepon Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO),
walaupun hanya digunakan dalam keadaan tertentu saja. Pelayaran sipil juga
masih menggunakan kode morse untuk komunikasi jarak jauh.
Sinyal yang paling umum disepakati dan
digunakan dalam Kode Morse adalah sinyal SOS (... --- ...),
yaitu kode yang digunakan sebagai tanda adanya bahaya yang telah disepakati
oleh berbagai perjanjian maritim internasional, dan di beberapa negara dan
wilayah menggunakan tanda ini di luar situasi gawat darurat dapat berakibat
kepada ancaman hukuman. Kapal yang berada dalam bahaya dapat mengirimkan tanda
ini sebagai sinyal darurat, baik dalam bentuk sinyal radio, lampu tanda, peluit
atau bendera.