Aku yang tidak pernah tau akhir dari rencana-Nya,hanya mampu menerka segala yang pernah tercipta antara makhluk yang bernama "aku" dan "kamu". Perlahan ternyata rasamu semaki mengembang padanya,aku faham. Biar saja aku yang menerka maksud dari semesta terhadap sikap-sikapmu yang kuanggap nyata. Dan ternyata sikapmu sama seperti keberadaanmu,"maya",tak pernah menjadi nyata? Iya saya paham.
Aku kalah bahkan sebelum aku sempat memulainya. Kamu ada dikehidupanku tapi sulit kugenggam dan tidak untuk kumiliki. Tajamnya tatapan matamu hanya untuk dia dan selamanya itu tak akan berubah. Benar? Katakan yang sejujurnya pada semesta bahwa hatimu sudah terjatuh terlampau jauh padanya. Biar saja jika kamu sudah tau perasaan apa yang selama ini aku rasakan terhadapmu.
Aku lebih memilih melakukan pengorbanan itu. Tentang mengalah dan merela,akulah yang akan menjadi tokoh dibalik layar sedang kamu dan dia adalah tokoh utamanya. Sehingga pada akhirnya, aku yang akan memutuskan untuk memilih mengorbankan perasaanku dan membiarkanmu bahagia meski dengan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar